Minggu, 23 November 2008

Ketika Aku Menjadi Guru

Masih teringat jelas dalam memori otakku. Ketika aku kecil, setiap ada orang yang bertanya “Apa cita-citamu?” aku selalu menjawab “Aku ingin jadi dokter!”. Ada orang yang bertanya lagi “Apa cita-ciatmu?”, aku jawab “aku ingin jadi suster!”. Ada orang yang bertanya lagi, aku menjawab “Aku ingin jadi penyanyi!”. Selalu saja setiap hari begitu. Tak pernah terlintas dalam benak aku menjawab”ingin menjadi guru”.

Dengan seiringnya waktu, semakin besar dan semakin dewasanya aku. Aku menyadari betapa mulianya menjadi guru. Menjadi guru bukanlah sesuatu hal yang mudah, seperti membalikkan telapak tangan kita. Tanggung jawab guru juga sangat besar, apalagi mereka harus bertanggung jawab di akhir nanti di hadapan Allah SWT terhadap apa yang telah mereka ajarkan kepada anak didik mereka dan rewardnya juga sangat besar di hadapan sang Khalik. Maka dari itu pekerjaan guru sangat mulia dan tidak dapat dipungkiri peran guru sangat besar bagi dunia ini.Bayangkan saja tanpa guru, dunia ini masih ada dalam kejahiliyahan tapi sekarang dunia sudah berkembang dengan pesat.

Jika kita mengingat kata “Guru”,kita akan teringat kepada sosok lelaki yang sangat sederhana dan rendah hati, yaitu Umar Bakri. Ciri khasnya menggunakan sepeda tua zaman dahulu. Tidak semua orang bisa menjadi guru. Menjadi guru memerlukan tekhnik-tekhnik khusus supaya disenangi oleh para muridnya. Menjadi guru juga dapat melatih kesabaran kita.

Andai aku jadi guru, aku akan pusing dengan anak didikku. Memikirkan mereka supaya mereka menjadi orang-orang yang cerdas. Belum lagi kalau masalah datang. Andai aku jadi guru pasti aku akan cape dan pusing. Tapi aku salut sama guru-guru di sekolahku. Mereka begitu sabar menghadapi anak didik mereka walaupun anak didiknya suka membuat mereka kesal. Mereka membenarkan anak didiknya ke jalan lurus. Begitu banyak ilmu yang bermanfaat yang telah mereka berikan kepada kami.

Andai aku jadi guru, aku akan menjadi yang sabar seperti apa yang telah dicontohkan oleh guru-guruku. Memberikan ilmu yang bermanfaat baik ilmu dunia ataupun dunia akhirat. Pantang menyerahkan menjadikan anak didik orang-orang yang cerdas.menjadi guru yang disenangi oleh anak didiknya.

Sungguh sangat sulit menuliskan kata-kata yang sangat tepat untuk menggambarkan sosok guru. Saking betapa mulia dan berjasanya guru bagi kita. Sampai kapanpun, guru adalah sosok pahlawan tanpa tanda jasa.

Lina Nurul Fadhillah

XI-Exact2